ETIKA KOMPUTER
A. ETIKA Di dalam Kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1998) mengartikan pengertian Etika dalam tiga Hal :
1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk tentang statu hak dan kewajiban
moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
Pelanggaran terhadap etika biasanya diberikan sanksi berupa :
• Sanksi Sosial
• Sanksi Hukum
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelanggaran etika :
~ Kebutuhan Individu
Korupsi >> alasan ekonomi
~ Tidak ada pedoman
Area “abu-abu”, sehingga tidak ada panduan
~ Perilaku dan kebiasaan individu
Kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi
~ Lingkungan yang tidak etis
Pengaruh dari komunitas
~ Perilaku orang yang ditiru
Efek primordialisme yang kebablasan
B. ETIKA KOMPUTER
Etika komputer adalah ilmu tentang bagaimana berperilaku terhadap
penggunaan komputer.
Seiring dengan perkembangan komputer dan penggunaannya, etika komputer
mulai muncul pada tahun 1940an dan terus dipelajari hingga sekarang. Saat ini
etika komputer sudah mulai dimasukan dalam mata pelajaran wajib dihampir
semua perguruan tinggi yang memiliki jurusan komputer.
Masalah yang muncul adalah bagaimana teknologi komputer harus
digunakan?. Etika komputer hadir untuk menjawab apa yang harus kita lakukan.
Isu-isu penting dalam etika komputer adalah :
• Kejahatan Komputer
Merupakan kejahatan yang timbul akibat penggunaan komputer
secara ilegal (Andi Hamsah, 1998).
Misalnya : penyebaran virus, email spam, carding, dan lain-lain.
• Cyber Ethics / Etika Internet
Internet hadir untuk menjembatani seluruh komputer di seluruh dunia
sehingga tidak ada lagi batasan jarak. Komunikasi antar user menjadi
sangat lancar dan membuka peluang bagi banyak hal, misalnya bisnis,
edukasi dan lain-lain.
Masalah yang muncul adalah user berasal dari berbagai belahan
dunia dengan budaya yang berbeda. Perbedaan ini dapat menimbulkan
perpecahan, oleh karena itu dibuat aturan dan prinsip yang disebut
Nettiquette/Netiket berdasarkan IETF (The Internet Engineering Task
Force).
• E-commerce
Electronic Commerce merupakan model perdagangan secara
elektronik yang biasanya dilakukan via internet. Ini memberi banyak
kemudahan, misalnya konsumen tidak perlu jauh-jauh pergi melihat
barangnya atau pada produsen yang dapat memasarkan barangnya
tanpa harus bertemu dengan konsumen.
Akan tetapi kemudian muncul masalah seperti perhitungan pajak,
perlindungan konsumen, pemalsuan tanda tangan digital,
dan sebagainya.
Indonesia sempat sangat bermasalah dengan hal ini sampai
di-‘blacklist’ oleh salah satu situs e-commerce Amerika karna
dianggap user Indonesia banyak melakukan tindakan ilegal.
• Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Software merupakan bentuk digital yang sangat mudah untuk
digandakan. Disatu sisi memberi kemudahan dalam hal perbanyakan
produksi tetapi disisi lain membuka peluang untuk pembajakan. Berbagai
upaya dilakukan untuk mencegah dan menghambat pembajakan tetapi
pembajakan tetap marak tanpa adanya kesadaran dari user.
• Tanggung jawab Profesi
Kode etik profesi muncul untuk memberi gambaran adanya
tanggung jawab bagi pekerja di bidang komputer untuk menjalankan
fungsi dan tugasnya secara profesional. Di Indonesia telah dibentuk
IPKIN (Ikatan Profesi Komputer dan Informatika) sejak tahun 1974
yang merupakan organisasi profesi di bidang komputer.
C. HAKI DI INDONESIA
Ada beberapa hal yang mendorong terjadinya pelangaran HAKI di
Indonesia, antara lain :
• Produk yang intangible/tidak dapat diukur/dapat dibuat dalam format
digital sangat banyak, misalnya : Musik, Film, Buku, Software.
• Penggandaan dari bentuk digital tidak merubah kualitas.
• Harga produk bajakan jauh lebih murah dan lebih mudah diperoleh.
• Kurangnya penegakan hukum dan kesadaran dibidang ini.
Di Indonesia telah dilakukan beberapa tindakan untuk melindungi HAKI,
dan mengatasi masalah pembajakan, antara lain :
• Terbitnya Undang-undang tentang HAKI, yaitu UU No.6/1982 yang
disempurnakan menjadi UU No. 12/1997 dan disempurnakan lagi
menjadi UU No. 19/2002
• Adanya penertiban penjualan dan penggunaan software bajakan oleh
pihak berwajib.
• Penggalakan penggunaan software open source yang bersifat gratis
oleh pemerintah, salah satunya lewat
IGOS (Indonesia Go to Open Source) dan dibentuknya
kelompok-kelompok pengembang software open source.
0 komentar:
Posting Komentar